Senin, 21 Mei 2012

18 Mei tahun 2012 yang lalu..

Long weekend was coming. Sudah lama saya menunggu datangnya long weekend ini. Seseorang yang menuntut ilmu di dalam akademi militer pun sama seperti saya. Ada rasa rindu dalam diri kita berdua yang harus dilebur dalam long weekend lalu. Memang status itu belum mengikat kita berdua, tapi hari pertama pertemuan kami saat long weekend kemarin sudah membulatkan jawaban saya. Sebenarnya malam itu sedikit kurang leluasa bagi kami berdua karena ada salah seorang temannya yang ikut serta. 'Ya sudahlah' pikir saya. Kasian juga dia anak rantauan dan long weekend ga tau harus kemana. I picked them up kemudian kami pergi makan. Baru pertama kalinya saya makan di luar dan bersama pria-pria berseragam ini. Mulai dari tatapan orang-orang di meja sekitar sampai pelayanan yang berlebihan yang diberikan oleh pelayan yang saya rasa itu tidak seperti biasanya. Lanjut ke mall baru di kota Magelang (pffftttt) karena keinginan mereka berdua untuk masuk ke Rumah Hantu, iya Rumah Hantu. Sama sekali ga ada rasa takut sih awalnya, tapi pas udah di dalem, ya ampun ini yang tiketnya cuma limabelas ribu aja seremnya kaya gini apalagi yang tiket masuknya ratusan ribu ya. Bodo amat lah saya cuma bisa jalan di belakang (sebut saja November) nya dan megangin pinggangnya dan nempelin muka ke punggung dia. Sumpah keluar dari situ nafas langsung ngos-ngosan.

***

Sudah jam 20.30 malam itu, teman si November kami antar pulang dan kita lanjut ngopi di cafe. Sebenarnya ga niat ke cafe ini cuma karna sahabat saya sedang disana yaudah lah pikir saya sekalian nanti dikenalkan. Pas nyampe sana ternyata sahabat saya itu bareng sama temen sekelas di kampus. Ok, I thought it will be easy. Baru pertama itu juga saya liat November ngrokok. Dia semacam anak kecil yang merengek minta permen dan dia merengek kepada saya untuk merokok satu batang saja. Selama dia merokok, saya hanya berusaha menahan nafas dan dia mengerti itu, saya pun mengerti dia, tidak bisa setiap hari dia menikmati rokoknya seperti ini kalau sedang "di dalam".

***

Intinya, saya bahagia banget malam itu. :)

Sabtu, 12 Mei 2012

Doubtless



"but watching you stand alone, all of my doubt suddenly goes away somehow"

A Thousand Years - Christina Perry



Sabtu - Minggu


Sudah 2 hari ini, Sabtu dan Minggu pagi Bapak ngajak jalan-jalan (hmmm ya walaupun naik mobil sih, bukan jalan kaki :p) dan saya yang nyetir. Sudah lama sekali sejak terakhir saya nyetir dan Bapak duduk di samping jok kemudi, dan hal ini terulang kembali. Yang pasti berkendara akan sangat aman ketika Bapak ada di samping saya, hanya saja yang tidak saya suka ketika dia panik, itu juga akan membuat saya panik.

Jadi ceritanya, kemarin di jalan sekitaran Borobudur, jalan lumayan lengang hingga seketika di tikungan ada Bus yang jalan kencang dan otomatis saya agak ke pinggir tanpa menyadari adanya pejalan kaki dan "daakk!!" spion sebelah kiri menekuk ke dalam. Sontak kami berdua cemas dengan bapak pejalan kaki tersebut. Bapak langsung membenarkan posisi spion dan saya memperhatikan pejalan kaki dari spion atas. Agak aneh sebenarnya dia tetap berjalan tanpa terlihat seperti kesakitan atau menunjukkan wajah marah. Bapak pun langsung bilang "udah ayok jalan terus aja" (ini bokap lumayan mainstream juga, haha!). Jalan-jalan pagi kami berakhir dengan bersantap pagi di Soto Semarang. Ya, suasa ini pun terasa sudah lama nggak saya rasain, sarapan berdua di luar bersama Bapak.

***

Minggu pagi ini rute kami adalah semacam pedesaan dimana banyak sekali warga nya yang berhambur di jalanan untuk mencari keringat dengan berlari-lari kecil. Gerimis kecil menemani di sepanjang perjalanan. Beda dengan hari Sabtu sebelumnya, hari Minggu ini jalan-jalannya (naik mobilnya) hanya sebentar karena Bapak ada pengajian rutin di Masjid deket rumah.

Well, maybe it could be start for us to make Daddy-Daughter's Day :D 

a choice

Jangan gunakan kata "memilih" karena itu berarti membandingkan dengan yang lain, sedangkan kamu tak terbandingkan 


Memang tidak ada yang salah dengan kalimat tersebut, tapi kalau kita sedang berada dalam posisi yang harus memilih dalam pilihan, kalimat itu sudah tidak ada artinya lagi. Terkadang disaat kita sudah mulai yakin akan suatu hal, Allah akan memberikan pilihan lain dan disaat itulah kita harus kembali meminta petunjuk pada-Nya, dan sejujurnya saya tidak begitu suka dengan saat-saat seperti ini. Saya harus bergelut dengan perasaan saya sendiri untuk menentukan mana yang lebih baik. 
:")

Senin, 07 Mei 2012

Hijab

Hijab atau yang lebih umumnya disebut Jilbab atau Kerudung. Saya baru benar-benar berani memakai Hijab di akhir tahun 2011 lalu. Sungguh, bukan semudah hanya sekedar memakai syal saat ingin memakai Hijab ini. Memang, kuliah di Universitas Islam adalah salah satu cara saya untuk belajar memulai memakai Hijab. Awalnya, Hijab hanyalah sekedar identitas di saat kuliah, kalau di luar kuliah ya lepas lagi. Faktor lainnya adalah karna ada seorang kerabat yang pernah berkata "masa orang tua nya udah haji tapi anaknya buka-bukaan". Ok ini memaksa saya untuk berfikir ulang.

Sebenarnya bukan masalah besar dalam pemakaian Hijab. Masalah di dalam diri saya hanya, bagaimana cara memulainya. Banyak ketakutan yang muncul kalau saya pakai Hijab nanti. saya takut ditertawakan atau hal semacamnya, entah dari teman-teman terdekat dan bahkan dari keluarga sendiri. Lupa bagaimana, tapi saat itu pertama kali saya memakai Hijab, di luar jam perkuliahan, di luar area kampus, saya memulai memakainya. Kadang sering berfikir dengan banyak orang yang berkata seperti ini "sebelum pakai kerudung, saya mau kerudungin hati saya dulu". Percaya deh, kalau pola berfikirnya seperti itu terus, dia nggak akan pakai Hijab. Bukan urusan saya untuk menghentikan mereka berfikir seperti itu, karna dulu saya pun begitu.

***

Well, yang bisa saya katakan adalah tampil cantik itu tidak selalu harus terbuka. Itu semua tergantung dari cara kita berpakaian dan berucap, serta kepandaian dalam mengungkapkannya.

Rasa

Ini hanya sebuah perasaan yang sedang dan baru-baru ini saya rasakan. Nggak jauh-jauh lah ya sama yang namanya cinta. Bukan proporsi saya sebenernya untuk ngomongin cinta disaat saya belum menemukan cinta itu nyata, well maybe it can be a start of my next love story.


Sejujurnya belum pernah terlintas untuk dekat dengan seorang yang punya basic militer sebelumnya. Tegas dan cuek, ya itulah yang saya lihat dari sifatnya. Terlebih dia pun pernah bilang "kalau pakai pakaian dinas nggak boleh seenaknya bertindak". Hmm okay. Dan satu-satunya hal yang beda dari yang lain adalah, dia nggak pernah memuji. Ya memuji, di saat yang lain pedekate dan berlomba untuk memuji, he didn't.


:)
 
Cute Hello Kitty 13